ADSORPSI
1.
Pengertian Adsorpsi
Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu
zat pada permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fase terserap (adsorbat),
sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben. Adsorpsi secara umum
adalah proses penggumpalan substansi terlarut yang ada dalam larutan oleh
permukaan benda atau zat penyerap. Adsorpsi adalah masuknya bahan yang
mengumpul dalam suatu zat padat. Keduanya sering muncul bersamaan dengan suatu
proses maka ada yang menyebutnya sorpsi. Baik adsorpsi maupun absorpsi sebagai
sorpsi terjadi pada tanah liat maupun padatan lainnya, namun unit operasinya
dikenal sebagai adsorpsi.
2.
Jenis adsorpsi
Adsorpsi ada dua
jenis, yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia.
I. Adsorpsi Fisika
Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media. Adsorbsi fisika ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.
Contoh : adsorpsi oleh arang aktif. Aktivasi arang aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media adsorpsi.
Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media. Adsorbsi fisika ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.
Contoh : adsorpsi oleh arang aktif. Aktivasi arang aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media adsorpsi.
II. Adsorpsi Kimia
Adsorpsi Kimiaterjadi ketika terbentuknya ikatan kimia antara substansi terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media. Adsorbsi kimia terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel-partikel adsorbat mendekat ke permukaan adsorben melalui gaya Van der Walls atau melalui ikatan hidrogen. Dalam adsorpsi kimia partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasi dengan substrat.Contoh : Ion exchange.
3.
Perbedaan adsorpsi fisika
dan kimia dapat dilihat pada tabel .
Adsorpsi fisika
|
Adsorpsi kimia
|
Molekul terikat pada adsorben oleh
gaya Van der Walls
|
Molekul terikat pada adsorben oleh
ikatan kimia
|
Mempunyai entalpi reaksi -4 sampai
-40 kJ/mol
|
Mempunyai entalpi reaksi -40
sampai 800kJ/mol
|
Dapat membentuk lapisan multilayer
|
Membentuk lapisan Monolayer
|
Adsorpsi hanya terjadi pada suhu
dibawah titik didih adsorbat
|
Adsorpsi dapat terjadi pada suhu
tinggi
|
Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan fungsi adsorbat
|
Jumlah adsorpsi pada permukaan
merupakan karakteristik adsorben dan adsorbat
|
Tidak melibatkan energi aktivasi
tertentu
|
Melibatan energi aktivasi tertentu
|
Bersifat tidak spesifik
|
Bersifat sangat spesifik
|
4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi adsorpsi adalah sebagai berikut:
a. Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses adsorpsi. Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik.
b. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben maka semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat tergantung pada luas permukaan total adsorbennya.
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben maka semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat tergantung pada luas permukaan total adsorbennya.
c. Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut.Akan tetapi ada perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah.
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut.Akan tetapi ada perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah.
d. Ukuran Molekul Adsorbat
Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi paling kuat ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul adsorbat untuk masuk.
Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi paling kuat ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul adsorbat untuk masuk.
e.pH
pH di mana proses
adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap adsorpsi itu sendiri.
Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat, sebagian
karena pH mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga mempengaruhi adsorpsi dari
beberapa senyawa.Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan
adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi.pH optimum untuk
kebanyakan proses adsorpsi harus ditentukan dengan uji laboratorium.
f. Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya temperatur, dan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu rendah dan akan menurun pada suhu yang lebih tinggi
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya temperatur, dan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu rendah dan akan menurun pada suhu yang lebih tinggi
5.
Isoterm Adsorpsi
Isoterm
adsorpsi adalah adsorpsi yang menggambarkan hubungan antara zat yang
teradsorpsi oleh adsorben dengan tekanan atau konsentrasi pada keadaan
kesetimbangan dan temperatur konstan.Dalam sistem cair, isoterm adsorpsi
menyatakan variasi adsorben dan adsorbat yang terjadi pada suhu konstan.Pada
kondisi kesetimbangan terjadi distribusi larutan antara fasa cair dan fasa
padat.Rasio dari distribusi tersebut merupakan fungsi konsentrasi dan
larutan.Pada umumnya jumlah material yang diserap per satuan berat dari
adsorben bertambah seiring dengan bertambahnya konsentrasi walaupun hal itu
tidak selalu berbanding lurus.
6.
MANFAAT DAN KEGUNAAN ADSORPSI
KOLOID
Adsorpsi sebagai salah satu sifat koloid mempunyai
manfaat yang sangat banyak, diantaranya:
1. Pemutihan Gula pasir
2.Pewarnaan serat wol, kapas atau sutera
3. Penjernihan air sol Al(OH)3 atau tawas
4. Penggunaan Norit untuk mengobati sakit perut
5. Penyerapan Humus oleh Tanah liat
2.Pewarnaan serat wol, kapas atau sutera
3. Penjernihan air sol Al(OH)3 atau tawas
4. Penggunaan Norit untuk mengobati sakit perut
5. Penyerapan Humus oleh Tanah liat
Adsorpsi Koloid sejak dahulu kala telah banyak dimanfaatkan untuk membantu
kesejahteraan manusia, terutama dalam proses penjernihan air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar