Sifat Koligatif Larutan
Gambaran umum sifat koligatif
Sifat
koligatif larutan adalah sifat larutan yang
tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya
ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila
suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan
didapat suatu larutan yang mengalami:
1.
Penurunan
tekanan uap jenuh
2.
Kenaikan
titik didih
3.
Penurunan
titik beku
4.
Tekanan
osmosis
Banyaknya
partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan
itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan
jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama.
Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan
larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat
koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan
sifat koligatif larutan elektrolit.
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Pada
setiap suhu, zat cair selalu mempunyai
tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu
tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan
uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau
fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Gambaran penurunan tekanan uap
Menurut
Roult :
p = po
. XB
keterangan:
p
: tekanan uap jenuh larutan
po :
tekanan uap jenuh pelarut murni
XB :
fraksi mol pelarut
Karena XA
+ XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po
(1 – XA)
P = Po
– Po . XA
Po
– P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = po
. XA
keterangan:
ΔP
: penuruman tekanan uap jenuh pelarut
po
: tekanan uap pelarut murni
XA
: fraksi mol zat terlarut
Contoh :
Hitunglah
penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan
dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC
adalah 18 mmHg.
Kenaikan Titik Didih
Adanya
penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari
titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih
dinyatakan dengan:
ΔTb
= m . Kb
keterangan:
ΔTb
= kenaikan titik didih (oC)
m
= molalitas larutan
Kb
= tetapan kenaikan titik didihmolal
(W
menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat
dinayatakan sebagai:
Apabila
pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan
sebagai :
Tb
= (100 + ΔTb) oC
Penurunan Titik Beku
Untuk
penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai:
ΔTf =
penurunan titik beku
m
= molalitas larutan
Kf
= tetapan penurunan titik beku molal
W
= massa zat terlarut
Mr =
massa molekul relatif zat terlarut
p
= massa pelarut
Apabila
pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan
sebagai:
Tf = (O – ΔTf)oC
Tekanan Osmosis
Tekanan
osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan
perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi
permeabel (proses osmosis) seperti ditunjukkan pada.
Menurut
Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena
tekanan osmosis = Π , maka :
π° = tekanan
osmosis (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)
Tekanan osmosis
- Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.
Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam
pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini
mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak
daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Contoh :
Larutan 0.5
molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.
- Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
- Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi
ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat
ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai :
α° = jumlah
mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula
Untuk
larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk
elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas
dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam
perumusan sifat koligatifnya.
- Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai :
n
menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.
- Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :
- Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai :
π° = C
R T [1+ α(n-1)]
Contoh :
Hitunglah
kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan5.85 gram garam dapur
(Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)
Jawab :
Larutan
garam dapur,
Catatan:
Jika di
dalam soal tidak diberi keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita
mengetahui bahwa larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat
ionisasinya dianggap 1.
PENERAPAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sifat
koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif
larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan
tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku dan tekanan
osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapan
penurunan titik beku dapat mempertahankan kehidupan selama musim dingin.
Penerapan tekanan osmosis ditemukan di alam, dalam bidang kesehatan, dan dalam
ilmu biologi. Berikut ini penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan
dalam kehidupan sehari-hari.
A.
PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP
Laut
mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat
terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini
terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan
dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
Pada
saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat
terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai
sarana hiburan atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan
laut mati dapat kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa
kolam apung.
B.
PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU
1.
Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0oC.
Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es
putar. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam
air.
Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur
dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran
itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu,
campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari
bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan
pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.
2.
Antibeku pada Radiator Mobil
Di
daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen
glikol. Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini
dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen
glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun,
dengan kata lain air tidak mudah membeku.
3.
Antibeku dalam Tubuh Hewan
Hewan-hewan
yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, memanfaatkan
prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup.
Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik
beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di
musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang
dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya.
Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga ,
ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil
sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda
mengandung gliserol dan trihalose.
4.
Antibeku untuk Mencairkan Salju
Di
daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi
es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk
mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2.
Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang
ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.
5.
Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran
sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif
zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada
konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta
nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu
dapat ditentukan.
C.
PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS
1.
Mengontrol Bentuk Sel
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik.
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan
lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan
osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik.
Contoh
larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan
infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke
dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami
kerusakan.
2.
Mesin Cuci Darah
Pasien
penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan
metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea
melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran
tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap
berada di dalam darah.
3.
Pengawetan Makanan
Sebelum
teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan
untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk
yang berada di permukaan makanan.
4.
Membasmi Lintah
Garam
dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang
ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh
sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
5.
Penyerapan Air oleh Akar Tanaman
Tanaman
membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui
akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi
daripada air di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh
tanaman.
6.
Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik
Osmosis
balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang
lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada
larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
Osmosis
balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan
pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air
dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang
permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan
yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke dalam air
asin.
Penggunaan
lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah
sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
Contoh Soal
Kenaikan Titik Didih:
1. Suatu
larutan mengandung 3,24 gram zat yang tak mudah menguap juga nonelektolit dan
200 gram air mendidih pada 100,130°C pada 1 atmosfer. Berapakah berat molekul
zat telarut ? Kd molal air adalah 0,51?
Jawab:
∆Tb =
100,13-100 = 0,13
∆Tb = Kb x m
0,13 = 0,51 x m
m = 0,25
0,25 = mol x 1000/200
Mol = 0,25/5 = 0,05
Mr = gram/mol = 3,24/0,05 = 64,8
∆Tb = Kb x m
0,13 = 0,51 x m
m = 0,25
0,25 = mol x 1000/200
Mol = 0,25/5 = 0,05
Mr = gram/mol = 3,24/0,05 = 64,8
2. Untuk
menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1°C pada tekanan 1 atm (Ka=0,50),
maka jumlah gula (Mr=342) yang harus dilarutkan adalah….
Jawab:
Untuk
larutan non elektrolit dapat digunakan rumus;
ΔTb = w/Mr x 1000/p x Kb
Dan ΔTb = 100,1°C – 100°C =0,1°C
0,1 = w/342 x 1000/250 x 0,5°C
w = 0,1 x 342/2 = 17,1 gram
Contoh Soal
Penurunan Titik Beku:
1. Suatu zat
non elektrolit sebanyak 5,23 gram dilarutkan dalam 168 gram air. Larutan ini
membeku pada -0,510 derajat Celcius. Hitung massa molekul relative zat
tersebut.
Jawab:
ΔTf = Kf
(w/Mr) (1000/p)
Mr = 1,86 . 5,23 . 1000 / 0,51 168
= 113,5
Mr = 1,86 . 5,23 . 1000 / 0,51 168
= 113,5
2. Hitung
titik didih air dalam radiator mobil yang berisi cairan dengan
perbandingan 88 gram etilen glikol (Mr = 62) dan 160 gram air.
Jawab:
Jawab:
ΔTf = 1,86
(88/62) (1000/160)
= 16
Jadi titik bekunya = -16 derajat Celcius
= 16
Jadi titik bekunya = -16 derajat Celcius
SOAL DAN PEMBAHASAN
1.
Data percobaan penurunan titik beku:
No
|
LARUTAN
|
||
Zat
terlarut
|
Jumlah mol
zat
|
Titik beku
larutan
|
|
1
|
CO(NH2)2
|
a
|
-toC
|
2
|
CO(NH2)2
|
2a
|
-2toC
|
3
|
C12H22O11
|
a
|
-toC
|
4
|
C12H22O11
|
2a
|
-2toC
|
5
|
NaCl
|
a
|
-2toC
|
6
|
NaCl
|
2a
|
-4toC
|
Berdasarkan
data tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan titik beku larutan tergantung
pada . . . .
A. jenis zat terlarut
B. konsentrasi molal larutan
C. jenis pelarut
D. jenis partikel zat terlarut
E. jumlah partikel zat terlarut
A. jenis zat terlarut
B. konsentrasi molal larutan
C. jenis pelarut
D. jenis partikel zat terlarut
E. jumlah partikel zat terlarut
Pembahasan:
Penurunan titik beku merupakan sifat koligatif larutan yang bergantung pada konsentrasi partikel dalam larutan dan tidak bergantung pada jenisnya (atom, ion atau molekul), di sini larutan elektrolit pada konsentrasi yang sama mempunyai harga penurunan titik beku yang lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit karena pada jumlah partikelnya lebih banyak (zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ionnya), sehingga konsentrasinya lebih besar.
Jawab: E
Penurunan titik beku merupakan sifat koligatif larutan yang bergantung pada konsentrasi partikel dalam larutan dan tidak bergantung pada jenisnya (atom, ion atau molekul), di sini larutan elektrolit pada konsentrasi yang sama mempunyai harga penurunan titik beku yang lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit karena pada jumlah partikelnya lebih banyak (zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ionnya), sehingga konsentrasinya lebih besar.
Jawab: E
2. Larutan
yang mengandung 20 gr zat nonelektrolit dalam 1 L air (massa jenis air 1 g/ml)
mendidih pada suhu 100,052°C. Jika Kb air = 0,52°C, maka Mr zat
nonelektrolit tersebut adalah . . . .
A. 20 C. 100 E. 200
B. 40 D. 150
Pembahasan:
20 gram zat nonelektrolit dalam 1 liter air
ΔTd = 100,052°C
Td pelarut murni = 100°C
Kd air = 0,52oC
1 liter air = 1000 gram air
ΔTd = titik didih larutan – titik didih pelarut murni
= 100,052°C – 100°C
= 0,052°C
ΔTd = Kd .m .
0,052 = 0,52 20/Mr . 1000/1000
Mr = 200
A. 20 C. 100 E. 200
B. 40 D. 150
Pembahasan:
20 gram zat nonelektrolit dalam 1 liter air
ΔTd = 100,052°C
Td pelarut murni = 100°C
Kd air = 0,52oC
1 liter air = 1000 gram air
ΔTd = titik didih larutan – titik didih pelarut murni
= 100,052°C – 100°C
= 0,052°C
ΔTd = Kd .m .
0,052 = 0,52 20/Mr . 1000/1000
Mr = 200
Jawab: E
4. Dalam 250
gram air dilarutkan 1,9 gram MgCl2, ternyata larutan membeku pada –0,372°C.
Jika tetapan titik beku molal air = 1,86°C/m, derajat ionisasi garam MgCl2 adalah
. . . .
(Ar : Mg = 24, Cl = 35,5)
A. 0,40 C. 0,75 E. 0,98
B. 0,55 D. 0,87
Pembahasan:
Tf = kf . m . i
0,372 = 1,86 x 1,9/Mr x 1000/250 x i
i = 2,5
i = (n – 1) α + 1 n dari MgCl2 = 3
i = (3 – 1) α + 1
2,5= (2) α + 1
= 0,75
Jawab: C
(Ar : Mg = 24, Cl = 35,5)
A. 0,40 C. 0,75 E. 0,98
B. 0,55 D. 0,87
Pembahasan:
Tf = kf . m . i
0,372 = 1,86 x 1,9/Mr x 1000/250 x i
i = 2,5
i = (n – 1) α + 1 n dari MgCl2 = 3
i = (3 – 1) α + 1
2,5= (2) α + 1
= 0,75
Jawab: C
5. Untuk
menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1°C pada tekanan 1 atm (Kb =
0,50), maka jumlah gula (Mr = 342) yang harus
dilarutkan adalah . . . .
A. 684 gram C. 86 gram E. 342 gram
B. 171 gram D. 17,1 gram
Pembahasan:
Kb = Kd = 0,5
Titik didih: t = t.dlarutan – t.dpelarut
= 100,1 – 100
= 0,1oC
ΔTd = Kd x m
0,1 = 0,5 x g/342 x 1000/250
gr = 17,1 gram
Jumlah gula yang harus dilarutkan adalah 17,1 gram
Jawab: D
A. 684 gram C. 86 gram E. 342 gram
B. 171 gram D. 17,1 gram
Pembahasan:
Kb = Kd = 0,5
Titik didih: t = t.dlarutan – t.dpelarut
= 100,1 – 100
= 0,1oC
ΔTd = Kd x m
0,1 = 0,5 x g/342 x 1000/250
gr = 17,1 gram
Jumlah gula yang harus dilarutkan adalah 17,1 gram
Jawab: D
6.
Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 g Urea (Mr = 60)
dalam 1 liter air. Larutan yang lain diperoleh dari melarutkan 18 g glukosa
(Mr = 180) dalam 1 liter air. Pada suhu yang sama berapa tekanan osmosa
larutan pertama dibandingkan terhadap larutan kedua?
A. Sepertiga larutan kedua
B. Tiga kali larutan kedua
C. Dua pertiga larutan kedua
D. Sama seperti larutan kedua
E. Tiga perdua kali larutan kedua
Pembahasan:
Ingat sifat Koligatif Larutan!
6 g Urea (Mr = 60) = 6/60mol/L
= 0,1mol/L
18 g glukosa (Mr = 180) =18/180 mol/L
= 0,1mol/L
Jumlah mol sama dalam volume yang sama: (molar) tekanan osmosa kedua larutan sama.
Jawab: D
A. Sepertiga larutan kedua
B. Tiga kali larutan kedua
C. Dua pertiga larutan kedua
D. Sama seperti larutan kedua
E. Tiga perdua kali larutan kedua
Pembahasan:
Ingat sifat Koligatif Larutan!
6 g Urea (Mr = 60) = 6/60mol/L
= 0,1mol/L
18 g glukosa (Mr = 180) =18/180 mol/L
= 0,1mol/L
Jumlah mol sama dalam volume yang sama: (molar) tekanan osmosa kedua larutan sama.
Jawab: D
7.
Supaya air sebanyak 1 ton tidak membeku pada
suhu –5°C, ke dalamnya harus dilarutkan garam dapur, yang
jumlahnya tidak boleh kurang dari (tetapan penurunan titik beku molal air 1,86;
Mr NaCl = 58,5)
A. 13,4 kg C. 58,5 kg E. 152,2 kg
B. 26,9 kg D. 78,6 kg
Pembahasan:
Membeku pada suhu –5°C, maka Tb. air = 0°C – (-5°C) = 5°C. Untuk larutan elektrolit:
ΔTb = Kb m. n = Kb. g/Mr 1000/p . n
g = jumlah berat zat yang dilarutkan
Mr = massa molekul relatif zat yang dilarutkan
Kb = Tetapan bekum molal zat pelarut
P = jumlah berat zat pelarut
= derajat ionisasi elektrolit yang dilarutkan
n = jumlah mol ion yang dihasilkan oleh 1 mol elektrolit 1.
NaCl à Na+ + Cl+ n = 2
Misal: NaCl yang dilarutkan x mol
A. 13,4 kg C. 58,5 kg E. 152,2 kg
B. 26,9 kg D. 78,6 kg
Pembahasan:
Membeku pada suhu –5°C, maka Tb. air = 0°C – (-5°C) = 5°C. Untuk larutan elektrolit:
ΔTb = Kb m. n = Kb. g/Mr 1000/p . n
g = jumlah berat zat yang dilarutkan
Mr = massa molekul relatif zat yang dilarutkan
Kb = Tetapan bekum molal zat pelarut
P = jumlah berat zat pelarut
= derajat ionisasi elektrolit yang dilarutkan
n = jumlah mol ion yang dihasilkan oleh 1 mol elektrolit 1.
NaCl à Na+ + Cl+ n = 2
Misal: NaCl yang dilarutkan x mol
ΔTb
= Kb m. n = Kb. g/Mr 1000/p . n
5 = 1,86. kg/58,5 1000/1000 . 2
kg = 78,620 kg
NaCl = 78.620 g = 78,62 kg
5 = 1,86. kg/58,5 1000/1000 . 2
kg = 78,620 kg
NaCl = 78.620 g = 78,62 kg
Jadi supaya
1 ton air tidak membeku pada –5°C, harus dilarutkan garam dapur (NaCl),
jumlahnya tidak boleh kurang dari 78,6 kg, sebab bila sama dengan 78,62 kg maka
larutan membeku.
Jawab: D
Jawab: D
8.
Penambahan 5,4 gram suatu zat nonelektrolit ke dalam 300 gram air
ternyata menurunkan titik beku sebesar 0,24°C. Jika Kf
air = 1,86oC maka Mr zat tersebut adalah . . . .
A. 8,04 C. 60,96 E. 139,50
B. 12,56 D. 108,56
Pembahasan:
Δtf = Kf .m
0,24 = 1,86 . 5,4/Mr 1000/300
Mr = 139,50
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air,
bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air !A. 8,04 C. 60,96 E. 139,50
B. 12,56 D. 108,56
Pembahasan:
Δtf = Kf .m
0,24 = 1,86 . 5,4/Mr 1000/300
Mr = 139,50
Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
Jawab:
mol glukosa = 45/180 = 0.25 mol
mol air = 90/18 = 5 mol
fraksi mol glukosa = 0.25/(0.25 + 5) = 0.048
Penurunan tekanan uap jenuh air:
DP = Po. XA = 18 x 0.048 = 0.864 mmHg
(Mohon Maaf Gambar Tidak Bisa Ditampilkan Karena Masalah sistem)
sangat bermanfaat . terima kasih ...
BalasHapussoal no.2 "hitunglah titik didih air dalam radiator mobil ..." bukannya disuruh mencari titik didih ya ? kok pembahasannya malah titik beku ?
BalasHapus